Kamis, 27 Januari 2011

PERJODOHAN

Aku dijodohkan... Di hari-hari menjelang akad nikah, aku berusaha menumbuhkan bibit-bibit cintaku pada calon pasanganku, tetapi usahaku sia-sia. Usahaku justru membuatku sangat tersiksa. Bibit cinta yang kuharapkan malah menjelma menjadi pohon-pohon kaktus berduri yang tumbuh mengganjal di hatiku, menjelma menjadi tiang gantungan yang mengancam. Aku hidup dalam hari-hari yang mencekam. Aku meratapi nasibku dalam derita yang tertahan. Aku ingin berontak, tapi teduh wajah mereka selalu membuatku luluh.

Saudaraku yang selalu di hati...tulisan di atas adalah salah satu fenomena umum yang sering terjadi, tidak hanya di pedesaan tetapi diperkotaanpun tidak sulit ditemukan, walau dengan cara dan versi yang berbeda. Mayoritas dialami oleh perempuan yang mempunyai posisi sosial kultural di bawah laki-laki, tetapi jangan salah ternyata ada juga para laki-laki yang dipertemukan jodohnya bukan atas pilihannya sendiri. Sedih, kecewa, putus asa, marah, tidak terima, merasa harga diri terinjak-injak, pengebirian kebebasan memilih, tak pernah bisa mendapatkan hak, mujbirnya diri dan segudang perasaan muncul ketika kita berada pada posisi tersebut...

Salahkah ketika mempunyai perasaan itu? berdosakah jika keinginan kita tak sama dengan orang tua? durhakakah kita kepada orang tua ketika tak ada cinta di hati kita untuk calon pasangan? Begitu banyak pertanyaan yang tidak kita temukan jawabannya karena terjadi perang batin antara keimanan, ketaatan, birrul walidain, dan keinginan diri.

Ketika rasa cinta itu tumbuh, maka pikiran; tubuh dan hati akan terarah pada semua aktifitas yang mendukung tumbuhnya cinta, dan ketika cinta itu telah menguasai seseorang maka mayoritas jalan berfikir sehat kita jadi buntu, tidak rasional dan cenderung subyektif, semua karena kita tidak meletakkan arti dan sasaran cinta itu sebenarnya, masih ambigu dengan nafsu, karena notabene yang dihadapi adalah makhluk-Nya, bukan cinta kepada Sang Pencipta. Begitu banyak pertimbangan dari orang lain yang tidak bisa kita terima oleh akal pada saat itu, dan akhirnya kita berjalan dengan rasa cinta yang menggebu.

Memang tidak bisa disalahkan ketika cinta itu tidak bisa tumbuh untuk seseorang, karena cinta itu fitrah dan individual, tidak bisa diumbar kesana-kemari, sehingga tidaklah mudah kita memberikan cinta itu pada siapapun. Sehingga ketika kita dipertemukan dengan seseorang yang bukan pilihan hati, maka akan timbul konflik internal seperti contoh kasus di atas...

Banyak fenomena model perjodohan dengan latar belakang yang berbeda, mulai dari perjodohan sebelum lahir; perjanjian antar teman untuk besanan; perjanjian marga; adat istiadat, perjodohan karena hutang piutang, perjodohan demi kelangsungan hidup dan sudah barang tentu perjodohan yang dilandaskan kriteria agama. Fenomena dengan latar belakang positif dan negatif...

Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah mengapa itu bisa terjadi? kenapa sulit sekali menerima perjodohan itu? kenapa logika dan rasional yang diberikan orang tua tidak bisa kita terima? kenapa pengalaman-pengalaman dan contoh-contoh yang sudah jelas di depan mata kita dan diprediksikan orang tua sepertinya mental begitu saja? tapi juga muncul pertanyaan kontraexpanded, mengapa harus ada perjodohan? haruskah kita menurutinya? atas dasar apa kita harus mengatakan iya? perjodohan yang bagaimana yang harus diterima dan ditolak? apakah tidak ada pembicaraan yang mengarah ke kemaslahatan kedua belah pihak? apakah hanya karena birrul walidain akhirnya terjadi pengebirian hak asasi?

Semuanya akan bisa terjawab jika kita kembali kepada konsep agama... pada dasarnya pernikahan itu harus an taroodlin minkum, adanya keridloan dari semua pihak, termasuk mempelai wanita walaupun dia mujbir. Kewajiban orang tua adalah menikahkan anakknya dan termasuk mencarikan jodoh dan atau merestui jodoh yang dibawa oleh anaknya, otomatis harus berdasarkan kriteria agama. Kriteria yang sudah jelas adalah berdasarkan 4 hal, karena hartanya; kecantikan/ketampanannya; keluarga/keturunannya dan karena agamanya, dan yang terakhir inilahyang paling penting. Artinya jodoh yang seiman; sekufu; mempunyai iman yang teguh, keislaman yang baik dan keihsanan yang istiqomah, bertaqwa, sholih-sholihah, maka itulah yang dijadikan dasar pemikiran utama, bukan HANYA kecantikan bak cleopatra atau ketampanan sang arjuna, atau bahkan sekaya firaun... BUKAN HANYA ITU.

Maka ketika perjodohan itu belum dilakukan dan kita mempunyai kesempatan untuk menemukan belahan jiwa, maka seharusnya memenuhi kriteria di atas, bukan hanya sekedar bibit bebet bobot menurut orang jawa, tetapi lebih pada apakah akan mendapatkan kemaslahatan dunia akhirat? jika konsep pencarian jodoh di atas sudah dilakukan, maka sangat diyakini tidak mungkin akan terjadi perjodohan dari orang tua...Nach, seyogyanya juga pihak orang tua sangat mempertimbangkan persyaratan agama tersebut, sehingga tujuan orang tua yang selalu digembar-gemborkan semua demi kebaikan, itu akan terwujud, dunia akhirat.

Ketika fenomena perjodohan tidak berdasarkan syarat dan konsep agama, maka model perjodohan inilah yang bisa dilakukan penolakan, sudah barang tentu dengan dilakukan komunikasi yang baik antara kedua belah pihak (orang tua dan anak),tetapi jika sudah dipertimbangkan orang tua bahwa sang calon pasangan mempunyai kriteria calon yang sholih/sholihah, untuk apa harus ditolak? apakah masih perlu hitung-hitungan untuk mengganti kebahagiaan akhirat dengan kefanaan gemerlap dunia yang semu?

Dan yang perlu diketahui adalah birrul walidain itu merupakan kewajiban mutlak seorang anak kepada orang tuanya, walau terkesan pengebirian hak asasi apalagi bagi pejuang hak asasi, tapi sebenarnya esensinya tidak hanya pada berbakti, tetapi lebih kepada jembatan untuk mendapatkan ridlo-Nya. Sudah banyak bukti yang ditemukan bahwa banyak pasangan yang berumah tangga dengan pilihan sendiri yang notabene tidak sesuai dengan konsep agama atau ada ketimpangan, akan mengalami kesulitan dalam berumahtangga, terutama jika sang suami yang tidak mumpuni dalam beragama... bagaimana bisa rumah tangga itu sakinah mawaddah warrohmah jika suami tidak bisa menjadi imam yang baik? hanya mempunyai kelebihan duniawi yang akan cepat sirna... bagaimana sulitnya seorang suami menghadapi istri yang tidak sholihah yang hanya mengikuti hawa dan nafsu duniawinya? Dan saudaraku, tidak sedikit pasangan yang awalnya seperti kucing dan tikus karena dijodohkan, tetapi karena masing-masing mempunyai dasar agama yang kuat, atau paling tidak memahami konsep dan prinsip agama, semua pada akhirnya akan berjalan dengan baik. Dengan penuh keihlasan dan keridloan akan takdir yang sudah ada, dan inilah sarana berbakti dan mendapatkan ridlo-Nya, niscaya akan indah dunia rumah tangga itu.

Di sini tidak dibahas bagi saudara-saudara yang beruntung mendapatkan jodoh sendiri dan berbahagia, karena konsep cinta yang dielu-elukan dan konsep agama yang telah mendarah daging.

Pada intinya... yang perlu dijadikan dasar adalah kriteria jodoh yang islami, sholih/sholihah penuh keimanan dan ketaqwaan... bagaimanapun cara mendapatkannya, itu tidaklah penting...

wallaahu a'lam bishshowaab

Renungan karena pengalaman (Gresik, 17 Agustus 2010)

Tentang Seorang AYAH

Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.. akan sering merasa kangen sekali dengan Ibunya.

Lalu bagaimana dengan AYAH?

◕ Mungkin karena Ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari,
........tapi tahukah kamu, jika ternyata AYAH-lah yang mengingatkan Ibu untuk menelponmu?

◕ Mungkin dulu sewaktu kamu kecil, Ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng,
........tapi tahukah kamu, bahwa sepulang AYAH bekerja dan dengan wajah lelah AYAH selalu menanyakan pada Ibu tentang kabarmu dan apa yang kau lakukan seharian?

◕ Pada saat dirimu masih seorang anak perempuan kecil, Ayah biasanya mengajari putri kecilnya naik sepeda. Dan setelah AYAH mengganggapmu bisa, AYAH akan melepaskan roda bantu di sepedamu...
Kemudian Ibu bilang : "Jangan dulu AYAH, jangan dilepas dulu roda bantunya", Ibu takut putri manisnya terjatuh lalu terluka....
Tapi sadarkah kamu?
.......Bahwa AYAH dengan yakin akan membiarkanmu, menatapmu, dan menjagamu mengayuh sepeda dengan seksama karena dia tahu putri kecilnya PASTI BISA.

◕ Pada saat kamu menangis merengek meminta boneka atau mainan yang baru, Ibu menatapmu iba. Tetapi AYAH akan mengatakan dengan tegas : "Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang"
........Tahukah kamu, AYAH melakukan itu karena AYAH tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

◕ Saat kamu sakit pilek, AYAH yang terlalu khawatir sampai kadang sedikit membentak dengan berkata : "Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!". Berbeda dengan Ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut.
........Ketahuilah, saat itu AYAH benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

◕ Ketika kamu sudah beranjak remaja, kamu mulai menuntut pada AYAH untuk dapat izin keluar malam, dan AYAH bersikap tegas dan mengatakan: "Tidak boleh!".
.......Tahukah kamu, bahwa AYAH melakukan itu untuk menjagamu? Karena bagi AYAH, kamu adalah sesuatu yang sangat - sangat luar biasa berharga.

◕ Setelah itu kamu marah pada AYAH, dan masuk ke kamar sambil membanting pintu, dan yang datang mengetok pintu dan membujukmu agar tidak marah adalah Ibu....
.......Tahukah kamu, bahwa saat itu AYAH memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam batinnya, bahwa AYAH sangat ingin mengikuti keinginanmu, tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu?

◕ Ketika saat seorang cowok mulai sering menelponmu, atau bahkan datang ke rumah untuk menemuimu, AYAH akan memasang wajah paling cool sedunia....
AYAH sesekali menguping atau mengintip saat kamu sedang ngobrol berdua di ruang tamu.
Sadarkah kamu, kalau hati AYAH merasa cemburu.....?

◕ Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan AYAH melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya.
Maka yang dilakukan AYAH adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir, dan setelah perasaan khawatir itu berlarut- larut. Ketika melihat putri kecilnya pulang larut malam hati AYAH akan mengeras dan AYAH memarahimu.. .
Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang di sangat ditakuti AYAH akan segera datang? "Bahwa putri kecilnya akan segera pergi meninggalkan AYAH"

◕ Setelah lulus SMA, AYAH akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Dokter atau Insinyur.
Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan AYAH itu semata-mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti.
.......Tapi toh AYAH tetap tersenyum dan mendukungmu saat pilihanmu tidak sesuai dengan keinginan AYAH

◕ Ketika kamu menjadi gadis dewasa, dan kamu harus pergi kuliah dikota lain, ayah harus melepasmu di bandara.
.......Tahukah kamu bahwa badan AYAH terasa kaku untuk memelukmu?
AYAH hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini - itu, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. Padahal AYAH ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat.
Yang AYAH lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata " Jaga dirimu baik-baik ya sayang ".
AYAH melakukan itu semua agar kamu KUAT... kuat untuk pergi dan menjadi dewasa.

◕ Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah AYAH.
......AYAH pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain.

◕ Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta boneka baru, dan AYAH tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan...
Kata-kata yang keluar dari mulut AYAH adalah : "Tidak.... Tidak bisa!"
Padahal dalam batin AYAH, Ia sangat ingin mengatakan "Iya sayang, nanti AYAH belikan untukmu".
......Tahukah kamu bahwa pada saat itu AYAH merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

◕ Saatnya kamu diwisuda sebagai seorang sarjana.
AYAH adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu. AYAH akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat "putri kecilnya yang tidak manja berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang"

◕ Sampai saat seorang teman Lelakimu datang ke rumah dan meminta izin pada AYAH untuk mengambilmu darinya. AYAH akan sangat berhati-hati memberikan izin. Karena AYAH tahu.....
.......Bahwa lelaki itulah yang akan menggantikan posisinya nanti.

◕ Dan akhirnya.... Saat AYAH melihatmu duduk di Panggung Pelaminan, bersama seseorang Lelaki yang di anggapnya pantas menggantikannya, AYAH pun tersenyum bahagia. Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu AYAH pergi kebelakang panggung sebentar, dan menangis?
AYAH menangis karena AYAH sangat berbahagia, kemudian AYAH berdoa.
......Dalam lirih doanya kepada Tuhan, AYAH berkata: "Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik.... Putri kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi wanita yang cantik. Bahagiakanlah ia bersama suaminya..."

◕ Setelah itu AYAH hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk. Dengan rambut yang telah dan semakin memutih. Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya.

AYAH telah menyelesaikan tugasnya..............

           AYAH, Bapak, Papa atau Abah kita...
           Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat...
Bahkan ketika dia tidak kuat untuk tidak menangis...
Dia harus terlihat tegas bahkan saat dia ingin memanjakanmu. .
           Dan dia adalah orang pertama yang selalu yakin bahwa "KAMU BISA" dalam segala hal..

           Saya mendapatkan notes ini dari seorang teman, dan mungkin ada baiknya jika kembali membagikannya kepada  teman-temanku yang lain.

******************************************************************************
Tulisan ini kami dedikasikan kepada teman-teman wanita kami yang cantik, yang kini sudah berubah menjadi wanita dewasa serta ANGGUN, dan juga untuk teman-teman pria kami yang sudah ataupun akan menjadi ayah yang HEBAT !
******************************************************************************
Yes We love you so much, AYAH JANGAN TERLAMBAT SEGERA TEMUI/KUNJUNGI AYAHMU...! (bagi yang masih ada)
doakan bagi yang telah ditinggalkannya ...

TAK ADA YANG BISA MENGGANTIKAN SEORANG IBU

Empat tahun yang lalu, kecelakaan telah merenggut orang yang kukasihi, sering aku bertanya-tanya, bagaimana keadaan istriku sekarang di alam surgawi, apakah baik-baik saja? Pasti dia sangat sedih karena sudah meninggalkan seorang suami yang tidak mampu mengurus rumah dan seorang anak yang masih begitu kecil. Begitulah yang kurasakan, karena selama ini aku merasa bahwa aku telah gagal, tidak bisa memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani anakku, dan gagal untuk menjadi ayah dan ibu untuk anakku. Pada suatu hari, aku ada urusan penting di tempat kerja, aku harus segera berangkat ke kantor, anakku masih tertidur. Ohhh... aku harus menyediakan makan untuknya. Karena masih ada sisa nasi, jadi aku menggoreng telur untuk dia makan. Setelah memberitahu anakku yang masih mengantuk aku bergegas berangkat ke tempat kerja. Peran ganda yang kujalani, membuat energiku benar-benar terkuras. Ketika aku pulang kerja aku merasa sangat lelah, setelah bekerja sepanjang hari. Hanya sekilas aku memeluk dan mencium anakku, aku langsung masuk ke kamar tidur, dan melewatkan makan malam. Namun, ketika aku merebahkan badan ke tempat tidur dengan maksud untuk tidur sejenak menghilangkan kepenatan, tiba-tiba saya merasa ada sesuatu yang pecah dan tumpah seperti cairan hangat! Aku membuka selimut dan..... di sanalah sumber 'masalah'nya ... sebuah mangkuk yang pecah dengan mie instan yang berantakan di seprai dan selimut! Oh...Tuhan! Aku begitu marah, aku mengambil gantungan pakaian, dan langsung menghujani anakku yang sedang gembira bermain dengan mainannya, dengan pukulan-pukulan! Dia hanya menangis, sedikitpun tidak meminta belas kasihan, dia hanya memberi penjelasan singkat: "Yah,… tadi aku merasa lapar dan tidak ada lagi sisa nasi. Tapi ayah belum pulang, jadi aku ingin memasak mie instan. Aku ingat, ayah pernah mengatakan untuk tidak menyentuh atau menggunakan kompor gas tanpa ada orang dewasa di sekitar, maka aku menyalakan mesin air minum ini dan menggunakan air panas untuk memasak mie. Satu untuk ayah dan yang satu lagi untuk saya .. Karena aku takut mie'nya akan menjadi dingin, jadi aku menyimpannya di bawah selimut supaya tetap hangat sampai ayah pulang. Tapi aku lupa untuk mengingatkan ayah karena aku sedang bermain dengan mainanku ... Saya minta maaf Yah ... " Seketika, air mata mulai mengalir di pipiku ... tetapi, aku tidak ingin anakku melihat ayahnya menangis maka aku berlari ke kamar mandi dan menangis dengan menyalakan shower di kamar mandi untuk menutupi suara tangisku. Setelah beberapa lama, aku hampiri anak saya, memeluknya dengan erat dan memberikan obat kepadanya atas luka bekas pukulan dipantatnya, lalu aku membujuknya untuk tidur. Kemudian aku membersihkan kotoran tumpahan mie di tempat tidur. Ketika semuanya sudah selesai dan lewat tengah malam, aku melewati kamar anakku, dan melihat anakku masih menangis, bukan karena rasa sakit di pantatnya, tapi karena dia sedang melihat foto ibu yang dikasihinya.

Satu tahun berlalu sejak kejadian itu, aku mencoba, untuk memusatkan perhatian dengan memberinya kasih sayang seorang ayah dan juga kasih sayang seorang ibu, serta memperhatikan semua kebutuhannya. Tanpa terasa, anakku sudah berumur tujuh tahun, dan akan lulus dari Taman Kanak-kanak. Untungnya, insiden yang terjadi tidak meninggalkan kenangan buruk di masa kecilnya dan dia sudah tumbuh dewasa dengan bahagia. Namun... belum lama, aku sudah memukul anakku lagi, aku benar-benar menyesal.... Guru Taman Kanak-kanaknya memanggilku dan memberitahukan bahwa anakku absen dari sekolah. Aku pulang kerumah lebih awal dari kantor, aku berharap dia bisa menjelaskan. Tapi ia tidak ada di rumah, aku pergi mencari di sekitar rumah kami, memangil-manggil namanya dan akhirnya aku menemukan dirinya di sebuah toko alat tulis, sedang bermain komputer game dengan gembira. Aku marah, membawanya pulang dan menghujaninya dengan pukulan-pukulan. Dia diam saja lalu mengatakan, "Aku minta maaf, Yah". Selang beberapa lama aku selidiki, ternyata ia absen dari acara "pertunjukan bakat" yang diadakan oleh sekolah, karena yg diundang adalah siswa dengan ibunya. Dan itulah alasan ketidakhadirannya karena ia tidak punya ibu.... Beberapa hari setelah penghukuman dengan pukulan rotan, anakku pulang ke rumah memberitahu saya, bahwa di sekolahnya mulai diajarkan cara membaca dan menulis. Sejak saat itu, anakku lebih banyak mengurung diri di kamarnya untuk berlatih menulis, yang aku yakin, jika istri saya masih ada dan melihatnya ia akan merasa bangga, tentu saja dia membuatku bangga juga!

Waktu berlalu dengan begitu cepat, satu tahun telah lewat, musim libur telah tiba dengan hingar bingar keceriaan anak-anak, tapi ya Tuhan, anakku membuat masalah lagi. Ketika aku sedang menyelasaikan pekerjaan di hari-hari terakhir kerja, tiba-tiba kantor pos menelpon. Karena pengiriman surat sedang mengalami puncaknya, tukang pos juga sedang sibuk-sibuknya, suasana hati mereka pun jadi kurang bagus. Mereka menelpon aku dengan marah-marah, untuk memberitahu bahwa anakku telah mengirim beberapa surat tanpa alamat. Walaupun aku sudah berjanji untuk tidak pernah memukul anakku lagi, tetapi aku tidak bisa menahan diri untuk tidak memukulnya lagi, karena aku merasa bahwa anak ini sudah benar-benar keterlaluan. Tapi sekali lagi, seperti sebelumnya, dia meminta maaf : "Maaf, Yah". Tidak ada tambahan satu kata pun untuk menjelaskan alasannya melakukan itu. Setelah itu aku pergi ke kantor pos untuk mengambil surat-surat tanpa alamat tersebut lalu pulang. Sesampai di rumah, dengan marah aku mendorong anakku ke sudut mempertanyakan kepadanya, perbuatan konyol apalagi ini? Apa yang ada dikepalanya? Jawabannya, di tengah isak-tangisnya, adalah : "Surat-surat itu untuk ibu.....". Tiba-tiba mataku berkaca-kaca..... tapi aku mencoba mengendalikan emosi dan terus bertanya kepadanya: "Tapi kenapa kamu memposkan begitu banyak surat-surat, pada waktu yg sama?" Jawaban anakku itu : "Aku telah menulis surat buat ibu untuk waktu yang lama, tapi setiap kali aku mau menjangkau kotak pos itu, terlalu tinggi bagiku, sehingga aku tidak dapat memposkan surat-suratku. Tapi baru-baru ini, ketika aku kembali ke kotak pos, aku bisa mencapai kotak itu dan aku mengirimkannya sekaligus". Setelah mendengar penjelasannya ini, aku kehilangan kata-kata, aku bingung, tidak tahu apa yang harus aku lakukan, dan apa yang harus aku katakan .... Aku bilang pada anakku, "Nak, ibu sudah berada di surga, jadi untuk selanjutnya, jika kamu hendak menuliskan sesuatu untuk ibu, cukup dengan membakar surat tersebut maka surat akan sampai kepada ibu. Setelah mendengar hal ini, anakku jadi lebih tenang, dan segera setelah itu, ia bisa tidur dengan nyenyak. Aku berjanji akan membakar surat-surat atas namanya, jadi aku membawa surat-surat tersebut ke luar, tapi.... aku jadi penasaran untuk tidak membuka surat tersebut sebelum mereka berubah menjadi abu. Dan salah satu dari isi surat-suratnya membuat hati saya hancur...... 'Ibu sayang', Aku sangat merindukanmu! Hari ini, ada sebuah acara 'Pertunjukan Bakat' di sekolah, dan mengundang semua ibu untuk hadir di pertunjukan tersebut. Tapi kamu tidak ada, jadi aku tidak ingin menghadirinya juga. Aku tidak memberitahu ayah tentang hal ini karena aku takut ayah akan mulai menangis dan merindukanmu lagi. Saat itu untuk menyembunyikan kesedihan, aku duduk di depan komputer dan mulai bermain game di salah satu toko. Ayah keliling-keliling mencari aku, setelah menemukanku ayah marah, dan aku hanya bisa diam, ayah memukul aku, tetapi aku tidak menceritakan alasan yang sebenarnya. Ibu, setiap hari aku melihat ayah merindukanmu, setiap kali dia teringat padamu, ia begitu sedih dan sering bersembunyi dan menangis di kamarnya. Aku pikir kita berdua amat sangat merindukanmu. Terlalu berat untuk kita berdua, aku rasa. Tapi bu, aku mulai melupakan wajahmu. Bisakah ibu muncul dalam mimpiku sehingga aku dapat melihat wajahmu dan ingat pada Ibu? Temanku bilang jika kau tertidur dengan foto orang yang kamu rindukan, maka kamu akan melihat orang tersebut dalam mimpimu. Tapi ibu , mengapa engkau tak pernah muncul?

Setelah membaca surat itu, tangisku tidak bisa berhenti karena aku tidak pernah bisa menggantikan kesenjangan yang tak dapat digantikan semenjak ditinggalkan oleh istriku .... Untuk para suami, yang telah dianugerahi seorang istri yang baik, penuh kasihlah terhadap anak-anakmu selalu berterima-kasihlah setiap hari padanya, pada istrimu. Dia telah rela menghabiskan sisa umurnya untuk menemani hidupmu, membantumu, mendukungmu, memanjakanmu dan selalu setia menunggumu, menjaga dan menyayangi dirimu dan anak-anakmu. Hargailah keberadaannya, kasihilah dan cintailah dia sepanjang hidupmu dengan segala kekurangan dan kelebihannya, karena apabila engkau telah kehilangan dia, tidak ada emas permata, intan berlian yg bisa menggantikan posisinya

ELECTRONIC NURSING RECORD ON NURSING PROCESS: An Analysis Nursing Technology


LATAR BELAKANG
Keperawatan adalah salah satu profesi yang berfokus pada respon pasien dan pemenuhan kebutuhannya. Dalam memberikan pelayanan, perawat memberikan asuhan keperawatan yang terangkum dalam satu siklus yaitu proses keperawatan. Pelaksanaan asuhan keperawatan yang simultan tersebut akan mendatangkan implikasi terhadap tingkat kepuasan klien. Salah satu ciri profesionalism adalah adanya cara kerja profesional setiap subyek yang ada di dalamnya dan diantaranya didukung dengan dokumentasi yang akurat, jelas, terpercaya dan sah secara hukum. Sampai sekarang secara umum pendokumentasian keperawatan dilakukan dengan sheet/paper yang mendatangkan banyak kekurangan, untuk itu perlu adanya inovasi pencatatan dengan menggunakan pencatatan berbasis elektronik.
Pencatatan berbasis elektronik telah jauh dilakukan oleh negara-negara maju, namun di Indonesia baru dilakukan pada dekade 20an dan masih seputar uncomprehensive datas. Terdapat beberapa rumah sakit di Indonesia yang telah mencoba menggunakan EMR/ENR/EPR sebatas pada data demografi, diagnosa penyakit, hasil laboratorium dan tindakan khusus, sedangkan catatan keperawatan sendiri masih tetap berada pada lembaran.
Telah banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa EMR/ENR/EPR efektif dalam proses pelayanan kepada pasien, namun di Indonesia belum dapat dilakukan karena terkendala oleh sistem, kebijakan, kemampuan sumber daya dan perbedaan kebutuhan.
Untuk meningkatkan pelayanan perlu adanya sistem yang tertata rapi dan EMR/ENR/EPR merupakan salah satu inovasi yang dapat digunakan dalam keperawatan sehingga dapat bekerja dengan proses yang efektif efisien dan benar.

KAJIAN LITERATUR
EMR/ENR/EPR/EHR adalah kumpulan sistematis informasi kesehatan pasien berbasis elektronik yang terhubung dan terintegrasi dengan sistem informasi dalam jejaring rumah sakit. bermacam data dapat dimasukkan untuk mempermudah akses baik oleh tim kesehatan maupun pasien, data tersebut meliputi data demografi, riwayat medis, pengobatan, hasil uji laboratorium dan radiologi, proses keperawatan, discharge planning dan bahkan informasi penagihan.
Sistem ini memberikan keuntungan antara lain: 1) penurunan biaya baik biaya oleh pasien maupun administrasi rumah sakit karena semua tersimpan dalam sistem tanpa sheet, 2) meningkatkan kualitas pelayanan, pelaksanaan sistem ini akan membantu mengurangi penderitaan pasien karena kesalahan medis dan ketidakmampuan para analis untuk menilai suatu kualitas kesehatan, 3) mendukung bukti pengobatan, artinya pasien dengan leluasa mendapatkan pengetahuan tentang praktik medis yang efektif, 4) menjaga catatan dan mobilitas pasien, dengan sistem ini akan mempermudah klien mengakses seluruh kebutuhan bahkan sampai janji pengobatan dan perawatan serta mengikuti suatu prosedur.
Namun sebagai suatu sistem, EMR ini mempunyai kerugian diantaranya 1) membutuhkan banyak waktu untuk memahami cara memasukkan data, 2) biaya banyak untuk menyediakan provider dan staf tekhnologi termasuk kemungkinan menurunkan cost dokter dan perawat.
Pemberian asuhan keperawatan diperlukan efektifitas dan efisiensi sehingga tujuan pelayanan dapat tercapai. Saat ini telah banyak bukti yang mendukung bahwa inovasi pencatatan dengan elektronik sangat berdampak positif bagi keperawatan, berikut dapat dilihat pada beberapa artikel penelitian di jurnal-jurnal kesehatan:
1.      Building an innovation Electronic Nursing Record pilot structure with nursing clinical pathway (Angelica at.al, 2006) dikatakan bahwa dalam proses keperawatan yang terdiri dari 5 tahap perawat menghadapi banyak data dan informasi sedangkan jumlah perawat tidak seimbang, hal ini membutuhkan asisten agar cakap dalam menyusun perencanaan dan melakukan proses yang efektif efisien dan benar. Dengan menggunakan tekhnologi computer maka akan menghasilakan kualitas pelayanan yang tinggi, berpusat pada pasien dan perawatan kesehatan yang efisien. Selain itu dapat mempermudah pengambilan keputusan untuk melakukan perawatan tahap demi tahap. Salah satu sistem yang disusun adalah dengan menyusun struktur pencatatan keperawatan dengan elektronik yang terintegrasi dengan standar keperawatan internasional untuk mendukung kecakapan dan keakuratan perencanaan keperawatan dalam clinical pathway process. Inovasi yang dibuat adalah a) menganalisa catatan pasien secara retrospektif dan mengumpulkan beberapa diagnosa medis dan clinical pathway terbesar dan tersering kemudian menyusun tanda dan gejalanya sehingga muncul suatu diagnosa keperawatan, b) mengintegrasikan taxonomy dan code dari NANDA, NIC, NOC, ICNP dengan data yang berhubungan dengan clinical pathways di atas, dan c) menyusun inovasi ENR yang meiputi pengkajian, diagnosa, perencaan dan pencatatan keperawatan. Struktur ini disusun sampai dengan discharge planning.
2.      Users’ satisfaction on the Electronic Nursing Record System (Choi, et al: 2006) menekankan kepada 4 hal atas implementasi ENR secara penuh di RS Bundang Korea, 4 domain tersebut antara lain 1) kepuasan penggunaan pencatatan kertas Vs. ENR, 2) efisiensi kerja, 3) bertemu dengan konsumen, 4) keuntungan dan kerugian ENR. Hasil yang diperoleh kebanyakan perawat lebih puas menggunakan sistem ENR dibanding pencatatan dengan kertas, mereka juga menunjukkan kepuasan terhadap pertemuan dengan pengguna yang berhubungan dengan efisiensi kerja, terjadi peningkatan komunikasi antar profesi dengan perawat. Pada akhirnya, konsumen (pasien) puas dengan sistem ENR ini. Setelah 1 ¼ tahun sistem ini diberlakukan, RS Bundal mengevaluasi sikap dan kepuasan perawat terhadap sistem ENR dan didapatkan bahwa program ini sukses.
3.      E-Nursing documentation as a tool for quality assurance (Rajkovic, 2006) mengatakan bahwa dokumentasi keperawatan merupakan salah satu jaminan kualitas suatu pelayanan kesehatan, hal ini bisa dicapai dengan menggunakan sistem pendokumentasian yang canggih diantaranya dengan menghadirkan model penyediaan data based dan menggunakan software prototype untuk mengatur pendokumentasian keperawatan. Secara umum sistem ini disusun dengan menyediakan data dasar yang terintegrasi dengan diagnosa dan intervensi keperawatan sampai dengan tindakan apa yang harus dilakukan perawat untuk 1 diagnosa. Perawat hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk log in dengan password untuk kemudian meng-klik itrm-item data sampai dengan implementasinya. Ini lebih mudah, efektif dan efisien.
4.      Computerized nursing process in critical care unit using the ICNP-Beta 2 (Sasso, et al, 2006) menjelaskan bahwa proses keperawatan adalah pendekatan penyelesaian masalah secara asertif untuk mengidentifikasi masalah dan merawat pasien. Di CCU didapatkan perawatan yang kompleks, perubahan kondisi klinis pasien yang selalu berubah secara konstan dan meningkatnya informasi pasien dimana akan mempengaruhi proses keperawatan dan kualitas perawatan. Dilakukan pendokumentasian proses keperawatan dengan menggunakan ICNP Beta 2 meliputi perencanaan, perkembangan, modifikasi hal penting dan evaluasi proses. Dengan pendokumentasian menggunakan sistem di atas maka memungkinkan adanya modifikasi evaluasi, mudah ditegakkan, informasi keperawatan lebih jelas dan dapat mempercepat deteksi kesalahan. Sistem informasi ini pada dasarnya akan membuat perawat secara eksplisit dapat mengambil keputusan klinis terhadap pasiennya.
5.      Analysis of electronic nursing record based on the ICNP (Chung, 2006) menitikberatkan pada penggunaan sistem ENR setelah sekian lama menggunakan pendokumentasian keperawatan secara naratif dengan menggunakan kertas. Penelitian ini dilakukan di RS Bundang Seoul, mereka menganalisa pendokumentasian keperawatan secara naratif berdasarkan lembaran pada pasien bedah dibandingkan dengan ENR sistem. Ditemukan bahwa ternyata mereka membutuhkan konsep baru pada ICP untuk meningkatkan ekspresi pada catatan keperawatan khususnya dalam mendeskripsikan tindakan keperawatan.
6.      New method of realization of nursing diagnosis based on 3N in an electronic medical record system (Kim, 2007) menyuguhkan metode penentuan diagnosa keperawatan berdasarkan Nanda, NIC, NOC dengan menggunakan EMR system. Sistem ini memberikan solusi untuk memutuskan diagnosa mana yang dipilih sesuai dengan situasi variabel yang ada. Proses yang ada dalam sistem tersebut adalah 1) mengumpulkan bermacam-macam diagnosa medis dari seluruh pasien dalam 1 departemen, 2) menyusun perencanaan keperawatan individu dari diagnosa medis tersebut, 3) memilih aktifitas keperawatan yang nyata dari rencana keperawatan, 4) memilih diagnosa keperawatan dari aktifitas keperawatan yang dipilih, 5) menyusun intervensi keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan, 6) menambahkan aktifitas keperawatan ke dalam intervensi keperawatan, dan 7) menyusun data dasar dari variabel situasi berasal dari aktifitas keperawatan yang dihubungkan dengan diagnosa keperawatan. Dalam kenyataannya, ternyata aktifitas dan intervensi dalam NIC tidak sepenuhnya bisa dipraktikkan atau tidak sesuai sepenuhnya dengan kondisi lapangan, oleh karena itu dititikberatkan pada diagnosa keperawatan untuk kemudian menyusun aktifitas dan intervensi beserta dengan hasil.
7.      Interdisiplinary collaboration and the electronic medical record (Green and Thomas). Penelitian ini bertujuan untuk menilai kolaborasi antar disiplin ilmu (perawat dan dokter) melalui EMRs, difokuskan pada persepsi dokter terhadap dokumentasi keperawatan. Didapatkan bahwa dokter mempunyai persepsi positif terhadap catatan keperawatan dengan menggunakan EMRs dibanding dengan narasi di kertas. Hal ini dibuktikan dengan persepsi dokter yang mengatakan bahwa pengkajian dan intervensi dengan checklist di EMRs yang dilakukan perawat memberikan kejelasan dan informasi yang baru dan akurat sehingga mempermudah proses kolaborasi antara dokter dan perawat. Rangkuman catatan keperawatan dengan narasi tidak memungkinkan dijadikan referensi oleh dokter dalam memutuskan pemberian pengobatan/tindakan karena tidak efektif.
8.      An evaluation of the time for nursing activity in a hospital using a full electronic medical record system (EMRs), (Chung, et. al, 2006) menganalisa waktu yang dimiliki petu rawat untuk melakukan aktifitas langsung dan tidak langsung setelah menggunakan EMRs. Hasilnya didapatkan bahwa waktu yang dimiliki perawat untuk melakukan tindakan keperawatan secara langsung dan tidak ternyata meningkat setelah menggunakan EMRs, dan waktu yang dimiliki untuk melakukan tindakan langsung lebih banyak dibanding tidak langsung, khususnya di dinas pagi. Komunikasi tidak langsung antara perawat dan pasien menurun dari 49.8 menit menjadi 19.3 menit, ini berarti bahwa ada banyak waktu yang dimiliki perawat untuk melakukan komunikasi langsung dengan apsien. Sebelum EMRs perawat tidak dapat melakukan aktifitas langsung dan tidak langsung secara bersamaan, tetapi bisa setelah EMRs.
9.      Where is nursing in the electronic health care record? (Mitchell, 2009) dikatakan bahwa perawat perlu menentukan arah bagi profesionalitas dirinya, bagaimana asuhan keperawatan profesional dapat diberikan dengan menggunakan fasilitas sistem elektronik. Dalam kompleksitas aktifitas asuhan keperawatan dan tugas seorang perawat, maka posisi perawat adalah tetang menggunakan standar asuhan keperawatan seperti NANDA yang mempuntai potensi untuk berdampingan dengan catatan medis dan pengobatan di electronic record.
10.  Preparing nurses to use standardized nursing language in the electronic health record (Staub, 2009) menjelaskan bahwa perawat diharapkan mempunyai kemampuan menentukan diagnosa, menyusun intervensi dan kriteria hasil dengan menggunakan EHR. Untuk mencapai itu dibutuhkan Guided Clinical Reasoning (GCR) sebagai panduan perawat mempelajari pentahapan dalam penentuan diagnosa, intervensi dan kriteria hasil. Didapatkan hasil bahwa GCR berkualitas tinggi untuk menuntut perawat dalam menentukan diagnosa yang akurat, memilih intervensi keperawatan yang efektif dan menentukan kriteria hasil yang tepat.
11.  Evaluation of electronic health records from viewpoint of patients (Koide, 2006) mengklarifikasi pengaruh EHR pada kepuasan pasien. Dilakukan survey pada 3 rumah sakit dengan 3 kali survey, pada 1 rumah sakit dilakukan survey 3 bulan pre-post, 6 bulan setelah implementasi. Sedangkan 2 rumah sakit lain sampai 3 tahun pasca EHR. Ada 6 faktor yang diteliti yaitu 1) persepsi klien terhadap sistem, 2) perubahan waktu, 3) sikap tenaga medis, 4) penjelasan, 5) lingkungan, 6) kepuasaan secara umum. Hasil penelitian didapatkan persepsi pasien positif terhadap sistem ini dengan meningkatnya perhatian dan ketertarikan terhadap implementasi EHR, setuju adanya model sharing data via EHR walau pada awalnya terjadi penurunan privacy, dan pasien setuju diberlakukannya EHR untuk data dirinya karena memberikan banyak pengalaman dan informasi; mendatangkan banyak keuntungan; berkontribusi terhadap peningkatan keamanan medis/kesehatan, improving patient safety, dan mendatangkan hubungan yang kooperatif antara rumah sakit dan pasien.
Terdapat perubahan waktu yang signifikan, yaitu waktu lebih pendek dan singkat dalam menunggu konsultasi (30-60’ menjadi 10-30’), waktu konsultasi (10-15’ menjadi 5-10’) dan total waktu dari datang dan pergi dari rumah sakit (dari 90-120’ menjadi 60-90’ dan akhirnya menjadi 30-60’). Pasien juga puas dengan sikap pelayanan dari tenaga medis, hanya 5% saja tidak puas.
Pasien merasa lebih jelas (92-96%) dengan penjelasan yang diberikan karena menggunakan layar yang memungkinkan pasien bisa melihat sendiri, dan ternyata komplain berkurang akan lahan parkir; ruang konsultasi; lokasi meja administrasi dan fasilitas transportasi.
Secara umum klien puas dengan keputusan untuk datang kembali ke rumah sakit (68-81%), puas terhadap kualitas pelayanan/perawatan (67-76%) dan puas terhadap harapan pelayanan (63-70%).

 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dari berbagai sumber penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa proses keperawatan adalah tindakan independen yang akan berimplikasi pada profesionalitas keperawatan baik di mata profesi sendiri maupun profesi lain dan pasien. Proses pendokumentasian yang efektif, efisien, akurat dan benar menjadi kunci pelaksanaan proses keperawatan sehingga efektif dan efisien. Penggunaan Electronic Medical Record/Electronic Nursing Record/Electronic Patient Record/ electronic Health record  merupakan satu pilihan yang efektif untuk mendokumentasikan proses keperawatan dibandingkan dengan pendokumentasian secara naratif di kertas karena banyak mendatangkan keuntungan baik dari sisi waktu, biaya, peningkatan kemampuan, kepuasan klien, sikap perawat, lingkungan, sinergisitas dengan tenaga kesehatan lain dan terhadap profesi. Inovasi ini menjadi titik tolak pelaksanaan asuhan keperawatan yang profesional sehingga waktu untuk bertemu dengan pasien dan kolaborasi dengan profesi lain akan semakin meningkat sehingga tingkat kepuasan dari berbagai pihak pun akan terpenuhi.
Berbagai kendala terjadi dalam proses aplikasi sistem ini, oleh karena itu direkomendasikan kepada manajemen rumah sakit untuk melakukan studi analisis tentang kebutuhan dokumentasi keperawatan yang mendukung efektifitas pelaksanaan proses keperawatan di bagian masing-masing, penerapan sistem ini tidak perlu dilakukan pada semua bagian pada awalnya, tetapi cukup pada beberapa bagian sebagai pilot project untuk kemudian dapat dievaluasi kembali. Pembekalan terhadap perawat akan kemampuan penggunaan sistem ini sangat dibutuhkan sehingga tujuan tercapai, disamping peningkatan pengetahuan dan kemampuan dalam menentukan diagnosa yang tepat dan menyusun intervensi yang sesuai, karena inilah kendala besar yang selama ini di hadapi perawat. Selain peningkatan kemampuan di bidang keperawatan, perlu kiranya adanya staf khusus baik dari profesi lain atau perawat sendiri untuk benar-benar menguasai sistem informasi ini.


DAFTAR PUSTAKA
Angelina, et. al. (2006). Consumer-Centered Computer-Supported Care for Healthy People Journal. Building an Innovation electronic Nursing Record Pilot Structure with Nursing Clinical Pathway. H. A. Park et. al. (Eds.). IOS Press.
Choi, et. al. (2006). Consumer-Centered Computer-Supported Care for Healthy People Journal. Users’ Satisfaction on the Electronic Nursing Record System. H. A. Park et. al. (Eds.). IOS Press
Chung, et. al. (2006). Consumer-Centered Computer-Supported Care for Healthy People Journal. An evaluation of the Time for Nursing Activity in a Hospital using a Full electronic Medical Record System (EMR). H. A. Park et. al. (Eds.). IOS Press.
Chung, et. al. (2006). Consumer-Centered Computer-Supported Care for Healthy People Journal. Analysis of electronic Nursing Records based on the ICNP.  H. A. Park et. al. (Eds.). IOS Press.
Green and Thomas. Pediatric Nursing Journal. May-June 2008. Vol. 34. No. 3. Interdiciplinary Collaboration and the Electronic Medical Record. Continuing Nursing Education Series.
Kim, et. al. (2007). MEDIINFO 2007 Journal. New method of realization of Nursing diagnosis Based on 3N in an Electronic Medical Record System. IOS Press.
Koide, et. al. (2006). Consumer-Centered Computer-Supported Care for Healthy People Journal. Evaluation of Electronic Health Records from Viewpoint of Patients. H. A. Park et. al. (Eds.). IOS Press
Mitchell, et. al. (2009). Advances in Information technology and Communication in Health Journal. Where is Nursing in the Electronic Health Care Record?. J. G. McDaniel. (Ed.). IOS Press.
Rajkovic, et. al. (2006). Consumer-Centered Computer-Supported Care for Healthy People Journal. E-Nursing Documentation as a Tool for Quality Assurance. H. A. Park et. al. (Eds.). IOS Press
Sasso, et. al. (2006). Consumer-Centered Computer-Supported Care for Healthy People Journal. Computerized Nursing Process in Critical Care Unit Using the ICNP-Beta 2. H. A. Park et. al. (Eds.). IOS Press.
Staub-Maria Muller. 2009. Connecting Health and Humans Journal. Preparing Nurses to use Standardized Nursing language in the Electronic Health Record. K. Saranto et. al. (Eds.). IOS Press

Original file by Hafna Ilmy Muhalla